1. Pengertian
Karsinoma
mediastinum merupakan suatu kondisi dimana timbulnya hiperplasia sel-sel
jaringan (tulang, penyokong) pada area tertentu (mediastinum) secara progresif
dalam bentuk jaringan longgar yang menimbulkan manifestasi tumor (pembesaran)
pada mediastinum.
2.
Patofisiologi
Sebagaimana
bentuk kanker /karsinoma lain, penyebab dari timbulnya karsinoma jaringan
mediastinum belum diketahui secara pasti; namun diduga berbagai faktor
predisposisi yang kompleks berperan dalam menimbulkan manifestasi tumbuhnya
jaringan / sel-sel kanker pada jaringan mediastinum.
Adanya
pertumbuhan sel-sel karsinoma dapat terjadi dalam waktu yang relatif singkat
maupun timbul dalam suatu proses yang memakan waku bertahun-tahun untuk
menimbulkan manifestasi klinik. Adakalanya berbagai bentuk karsinoma sulit
terdeteksi secara pasti dan cepat oleh tim kesehatan. Diperlukan berbagai
pemeriksaan akurat untuk menentukan masalah adanya kanker pada suatu jaringan.
Dengan semakin meningkatnya volume massa sel-sel yang
berproliferasi maka secara mekanik menimbulkan desakan pada jaringan
sekitarnya; pelepasan berbagai substansia pada jaringan normal seperti
prostalandin, radikal bebas dan protein-protein reaktif secara berlebihan
sebagai ikutan dari timbulnya karsinoma meningkatkan daya rusak sel-sel kanker
terhadap jaringan sekitarnya; terutama jaringan yang memiliki ikatan yang
relatif lemah.
Kanker sebagai bentuk jaringan progresif yang memiliki
ikatan yang longgar mengakibatkan sel-sel yang dihasilkan dari jaringan kanker lebih mudah untuk pecah dan
menyebar ke berbagai organ tubuh lainnya (metastase) melalui kelenjar, pembuluh
darah maupun melalui peristiwa mekanis dalam tubuh.
Adanya pertumbuhan sel-sel progresif pada mediastinum
secara mekanik menyebabkan penekanan (direct pressure/indirect pressure) serta
dapat menimbulkan destruksi jaringan sekitar; yang menimbulkan manifestasi
seperti penyakit infeksi pernafasan lain seperti sesak nafas, nyeri inspirasi,
peningkatan produksi sputum, bahkan batuk darah atau lendir berwarna merah
(hemaptoe) manakala telah melibatkan banyak kerusakan pembuluh darah.
Kondisi kanker juga meningkatkan resiko timbulnya infeksi
sekunder; sehingga kadangkala manifestasi klinik yang lebih menonjol mengarah
pada infeksi saluran nafas seperti pneumonia, tuberkulosis walaupun mungkin
secara klinik pada kanker ini kurang dijumpai gejala demam yang menonjol.
3. Tanda dan Gejala
* Mengeluh sesak
nafas, nyeri dada unilateral, nyeri dan sesak pada posisi tertentu
(menelungkup)
* Sekret berlebihan
* Batuk dengan atau
tanpa dahak
* Riwayat kanker
pada keluarga atau pada klien
* Pernafasan tidak
simetris
* Unilateral Flail Chest
* Effusi pleura
* Egophonia pada
daerah sternum
* Pekak/redup
abnormal pada mediastinum serta basal paru
* Wheezing
unilateral/bilateral
* Ronchii
4. Penatalaksanaan
Tindakan yang dilakukan pada
klien yang mengalami karsinoma mediastinum meliputi tindakan operatif dan
konservatif. Tindakan konservatif terdiri atas :
- Pengurangan
gejala-gejala dasar, seperti penurunan gejala sesak nafas, koreksi
gangguan keseimbangan gas.
- Koreksi/perbaikan kondisi umum serta pencegahan komplikasi
- Pemenuhan kebutuhan nutrisi, cairan dan elektrolit serta aktivitas merupakan langkah yang perlu iambil secara terpadu untuk meningkatkan fungsi dasar dan perbaikan kondisi umum klien.
- Adaptasi biologis dan psikologis
- Pengngunaan obat-obatan : Berbagai citostatika mungki digunakan dalam terapi kausatif seperti : tryetilenthiophosporamide, nitrogen mustard, dan penggunaan zat-zat lainnya seperti atabrine atau penggunaan talc poudrage
- Citostatic
intra pleura :Zat-zat yang digunakan biasanya :
* Mustargen 0,4 mg
per kg berat badan digunakan dosis 20-40 mg dalam 100 cc larutan garam.
* Theothepa 20-50
mg intra pleura
* Atabrine 250 mg
dalam 10 cc aquades
* Fluoro uracil dan
mitomycine
Radiasi
Radiasi
pada tumor justru menimbulkan effusi pleura disebabkan oleh karena kerusakan
aliran limphe dari fibrosis. Akan tetapi beberapa publikasi terdapat laporan
berkurangnya cairan setelah radiasi pada tumor mediastinum.
5. Proses
Keperawatan
Pengkajian
Identitas :
Umur :
Karsinoma cenderung ditemukan pada usia dewasa
Jenis kelamin : Laki-laki lebih bersesiko daripada
wanita
Riwayat Masuk:
Keluhan utama yang sering muncul saat masuk adalah adanya sesak nafas
dan nyeri dada yang berulang tidak khas; mungkin disertai/tidak disertai dengan
batuk atau batuk darah. Pada beberapa kasus sering dilaporkan keluhan infeksi
lebih menjadi sebab klien melakukan kunjungan ke profesional kesehatan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Predileksi penyakit saluran pernafasan lain seperti ISPA, influenza
sering terjadi dalam rentang waktu yang relatif lama dan berulang, adanya
riwayat tumor pada organ lain, baik pada diri sendiri maupun dari keluarga.
Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat memperberat
klinis penderita
Pengkajian
- Sistem
Integumen
Subyektif : -
Obyektif : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi
sekunder), banyak keringat , suhu kulit meningkat/normal
- Sistem
Pulmonal
Subyektif : sesak nafas, dada tertekan, nyeri dada berulang
Obyektif : hiperventilasi, batuk
(produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu pernafasan,
pernafasan diafragma dan perut meningkat, Laju pernafasan meningkat, terdengar
stridor, ronchii pada lapang paru, terdengar suara nafas abnormal
unilaeral/bilateral, egophoni
- Sistem
Cardiovaskuler
Subyektif : sakit kepala
Obyektif : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi, kualitas
darah menurun, asidosis ringan/berat
- Sistem
Neurosensori
Subyektif : gelisah, penurunan kesadaran
Obyektif : letargi
- Sistem
Musculoskeletal
Subyektif : lemah, cepat lelah
Obyektif : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan
penggunaan otot aksesoris pernafasan, flail chest
- Sistem
genitourinaria
Subyektif : -
Obyektif : produksi urine menurun/normal,
- Sistem
digestif
Subyektif : mual, kadang muntah
Obyektif : konsistensi feses normal/diare
Studi Laboratorik :
Hb :
menurun/normal
Analisa Gas Darah : acidosis respiratorik, penurunan kadar
oksigen darah, kadar karbon darah meningkat/normal
Elektrolit :
Natrium/kalsium menurun/normal
Rencana Keperawatan
1.
Ketidakefektifan Pola Nafas b.d adaptasi fisik tidak
adekuat sekunder terhadap penekanan jaringan paru oleh sel tumor
Karakteristik :
batuk (baik produktif maupun non produktif) haluaran nasal, sesak nafas,
Tachipnea, suara nafas terbatas, retraksi, demam, diaporesis, ronchii,
cyanosis, leukositosis
Tujuan :
Anak akan
mengalami pola nafas efektif yang ditandai dengan :
Suara nafas paru
relatif bersih
Laju nafas dalam
rentang normal
Tidak terdapat
batuk, cyanosis, haluaran hidung, retraksi
Tindakan
keperawatan
Lakukan
pengkajian tiap 4 jam terhadap RR, S, dan tanda-tanda keefektifan jalan napas
R : Evaluasi dan
reassessment terhadap tindakan yang akan/telah diberikan
Lakukan
Phisioterapi dada secara terjadwal
R : Mengeluarkan
sekresi jalan nafas, mencegah obstruksi
Berikan Oksigen
lembab, kaji keefektifan terapi
R : Meningkatkan
suplai oksigen jaringan paru
Berikan
antibiotik dan antipiretik sesuai order, kaji keefektifan dan efek samping
(ruam, diare)
R : menurunkan
resiko infeksi sekunder
Lakukan
pengecekan hitung SDM dan photo thoraks
R : Evaluasi
terhadap keefektifan sirkulasi oksigen, evaluasi kondisi jaringan paru
Lakukan suction
secara bertahap
R : Membantu
pembersihan jalan nafas
Catat hasil pulse
oximeter bila terpasang, tiap 2 – 4 jam
R : Evaluasi
berkala keberhasilan terapi/tindakan tim kesehatan
2.
Defisit Volume Cairan b.d :
-
Distress pernafasan
-
Penurunan intake cairan
-
Peningkatan IWL akibat pernafasan cepat dan demam,
efek chemoteraphi
Karakteristik :
Hilangnya nafsu
makan/minum, letargi, demam., muntah, diare, membrana mukosa kering, turgor
kulit buruk, penurunan output urine.
Tujuan : Anak
mendapatkan sejumlah cairan yang adekuat ditandai dengan :
Intake adekuat,
baik IV maupun oral
Tidak adanya
letargi, muntah, diare
Suhu tubuh dalam
batas normal
Urine output
adekuat, BJ Urine 1.008 – 1,020
Intervensi
Keperawatan :
Catat intake dan
output, berat diapers untuk output
R : Evaluasi
ketat kebutuhan intake dan output
Kaji dan catat
suhu setiap 4 jam, tanda devisit cairan dan kondisi IV line
R : Meyakinkan
terpenuhinya kebutuhan cairan
Catat BJ Urine
tiap 4 jam atau bila perlu
R : Evaluasi
obyektif sederhana devisit volume cairan
Lakukan Perawatan
mulut tiap 4 jam
R : Meningkatkan
bersihan sal cerna, meningkatkan nafsu makan/minum
Diagnosa lain :
Perubahan Nutrisi
: Kurang dari kebutuhan b.d anoreksia, muntah, peningkatan konsumsi kalori
sekunder terhadap infeksi/ proliferasi sel dan efek radiasi/chemoterapi
Perubahan rasa
nyaman b.d sakit kepala, nyeri dada
Intoleransi
aktivitas b.d distres pernafasan, latergi, penurunan intake, demam
Kecemasan b.d
hospitalisasi, distress pernafasan
Referensi :
Acton, Sharon Enis & Fugate, Terry (1993) Nursing Care Plans, AddisonWesley Co. Philadelphiahttp://nurse-kid.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar