I. DEFINISI
“Plantar” adalah telapak kaki. “Fascia” adalah jaringan
pita yang sangat tebal (fibrosa) yang membentang dibawah kulit dan membentuk pembungkus bagi otot dan
berbagai organ tubuh.“itis” adalah peradangan.
o
Umur
o
Berat badan
o
Aktivtas
II.
EPIDEMIOLOGI
Plantar Fascitis bisa
terjadi pada semua usia terutama pada usia pertengahan dan usia lanjut. Pada
usia-usia ini lebih beresiko untuk terjadinya Plantar Fascitis oleh karena
fakto-fakto seperti pekerjaan atau aktivitas yang lebih banyak berdiri atau
berjalan, obesitas, kehamilan, diabetes militus, aktivitas fisik yang
berlebihan seperti pada atlit, penggunaan sepatu yang kurang tepat.
Plantar Fascitis juga
bisa tejadi pada pria maupun wanita, namun frekwensi yang besar terjadi adalah
pada wanita umur 40-60 tahun. Hal ini disebabkan karena fakto-faktor seperti
obesitas, hormon, dan kehamilan.
III PENYEBAB
Pada waktu kita
berjalan, semua berat badan kita bertumpu pada tumit yang kemudian tekanan ini
akan disebarkan ke plantar fascia. Sehingga ligamen plantar fascia
tertarikketika kaki melangkah. Apabila kaki berada dalam posisi baik maka
tegangan yang ada tidak menyebabkan masalah, tetapi apabila kaki berada pada
posisi yang salah atau adanya tekanan yang berlebih maka plantar fascia akan
tertarik secara berlebihan, menjadi tegang dan terasa sakit ringan yang
akhirnya inflamasi (plantar fascitis). Tegang yang berulang juga dapat
menyebabkan nyeri ringan dan inflamasi dalam ligamen.
IV. Kondisi atau aktivitas
yang dapat menyebabkan plantar fascitis:
1. Faktor
biomekanik seperti pronasi atau memutar telapak kaki sehingga tidak normal, telapak
kaki yang sangat melengkung, telapak kaki yang datar, otot calf erat, tendon
achilles erat. Pada kaki yang pronasi secara berlebihan akan menarik plantar
fascia. Telapak kaki yang sangat melengkung mempunyai plantar fascia yang
pendek dibanding normal. Jika ada suatu tarikan atau tekanan yang berlebihan
maka juga akan menyebabkan plantar fascitis.
2. Aktivitas
atau tekanan pada kaki dapat menegangkan ligamen, seperti aktivitas yang
menuntut untuk berjalan, berdiri atau melompat diatas permukaan yang keras dan
dalam waktu yang cukup lama.
3. Obesitas atau
kelebihan berat badan dapat membuat tumit menahan tekanan yang lebih besar dari
berat badan ketika kita berjalan. Hal ini menyebabkan plantar fascitis karena
tumit mudah rusak.
4. Kehamilan dapat menambah
berat badan dan merubah hormon yang dapat menyebabkan jaringan ikat untuk
relaksasi menjadi lemas sehingga dapat memicu terjadinya plantar fascitis.
5. Proses penuaan
(usia lanjut) menyebabkan kelenturan plantar fascia semakin berkurang. Diabetes
Melitus juga salah satu faktor yang menyebabkan kerusakan plantar fascia dan
sakit tumit pada orang tua.
6.
Penggunaan sepatu yang sempit atau kurang tepat.
7. Trauma
kecelakaan pada kaki kadang menyebabkan plantar fascitis.
V. ANAMNESA
Pasien datang dengan
keluhan pada pagi hari sering merasakan nyeri dibagian tumit setelah melangkah
beberapa kali. Tetapi pada siang hari keluhan ini dirasakan agak berkurang
bahkan pada waktu malam hari keluhan ini tidak dirasakan lagi. Tetapi keluhan
ini terkadang kembali dirasakan apabila terlalu banyak melakukan aktivitas
berjalan atau berdiri.
Pemanasan atau
peregangan otot terlebih dahulu sangat penting dilakukan oleh para olahragawan
atau pekerja berat, karena kurangnya pemanasan atau peregangan otot bisa memicu
timbulnya keluhan ini.
Bila pada pemeriksaan
tidak ditemukan gejala-gejala seperti diatas, pasien harus dicek lebih cermat
lagi. Nyeri ini biasanya bisa timbul didepan atau dibawah tumit. Tetapi bisa
juga terdapat dibawah kaki dimana letak fascia tersebut berada.
Rasa nyeri ini bisa
berlangsung beberapa bulan atau bisa menjadi permanen. Terkadang gejala ini
bisa timbul dan hilang setelah beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian.
Pemeriksaan palpasi
Pasien dengan posisi
tidur dan rileks dengan kaki terlentang kemudian tangan kiri kita menyanggah
kaki penderita dan tangan kanan melakukan palpasi dengan ibu jari menekan pada
plantar fascianya. Jika penderita mengalami sakit maka kemungkinan pasien ini
menderita plantar fascitis.
Pemeriksaan inspeksi
Apabila plantar
fascitis ini telah lanjut maka penderita cara berjalannya berubah karena
telapak kaki terjadi nyeri yang hebat, sehingga beban tubuh hanya ditumpu pada
ujung telapak kaki (jinjit).
Pada umumnya pasien
mulai berjalan jinjit karena nyeri tumit namun dengan berjalan (jinjit) atau
dengan kaki bagian depan menyebabkan ketegangan pada plantar fascia yang lebih
menarik tumit dan bisa membuat kondisi ini semakin memburuk (lihat pada gambar
diatas).
VI. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
A. Foto Rotgen
Foto rotgen awalnya untuk memastikan ada tidaknya “Calcaneous spur”. Pada penderita
plantar fascitis dengan calcaneous sering tebal pada bagian fascianya dua kali
dari normal.
B. Bone Scan
Pada pemerikasaan ini
dapat dilihat adanya peningkatan aliran darah pada perlekatan pada fascia
dengan tumit.Terutama apabila penderita merasakan nyeri yang sangat hebat.
Apabila hasilnya positif : Apabila hasilnya
negative :
- Stress
fraktur
– Kerusakan saraf
- Infeksi luka
bedah
– Plantar fascitis
Jadi pada penderita
plantar fascitis tidak terjadi peningkatan aliran darah pada perlekatan fascia
dengan tumit.
C. MRI ( Magnetic Resonance
Imaging )
Pada pemeriksaan ini
dapat dilihat adanya plantar fascitis dengan calcaneus spur.
D. Diagnosa Banding
·
Calcaneous fracture ( stress atau traumanitis )
·
Tarsal turner syndrome
·
Ankylosing spandylitis
·
Plantar fascia rupture
·
Infeksi
·
Tumor
·
Dan kondisi lainnya yang dapat menyebabkan nyeri kulit.
VII. PENGOBATAN
A. Obat
Apabila terapi kurang
dapat memberikan hasil, untuk mengurangi rasa nyeri, maka diberikan:
1.
NSAID ( Non Steroid Anti Inflamation Drugs )
Ex. Ibuprofen ( advil,
motrin )
Untuk menghambat
reaksi peradangan dan nyeri dengan menurunkan sintesa prostaglandin digunakan
sebagai anti inflamasi dan analgesik, diberikan per oral. Pengobatan ini cara
yang paling baik dan aman.
2. Suntikan 25 mg
Cortison acetat (IV)
Suntikan 25 mg
cortison acetat (IV) di insersio paponeurosis plantaris pada os. calcaneus atau
tepat pada samping tubulus medial os. calcaneus.
Suntikan yang terlalu
banyak dapat melemahkan serta merusak plantar fascia serta menyusutkan bantalan
lemak di sekeliling tumit.
3. Methylprednisolon
topical
Menurunkan peradangan
dengan menekan migrasi dari sel PMN dan menurunkan permeabilitas kapiler.
Obat ini dapat
menyebabkan ruptur dan atropi dari lapisan lemak dari plantar fascia.
4. NSAID lain
Contohnya Aspirin.
Menurunkan respon peradangan dan efek sistemik yang mengawali terjadinya
peradangan selanjutnya.
B. FISIOTERAPI
Terapi dalam hal ini
sangat dianjurkan karena biasanya dengan terapi rasa nyeri serta peradangan
perlahan-lahan berkurang.
Terapi yang dapat
dilakukan adalah :
a.
Terapi Panas
Dapat mengurangi
kekakuan plantar fascia dan mengurangi nyeri tumit dengan
sangat simple
b.
Kompres Es
Tujuan utamanya adalah
untuk menyembuhkan robekan dan mengurangi peradangan sekaligus mencegah kambuh
kembali. Kompres dengan es dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah
sehingga bisa mempercepat penyembuhan dan memperbaiki aliran darah. Lakukan 20
menit 3 kali sehari setelah melakukan kegiatan.
c.
Peregangan dan Pemanasan
Bertujuan untuk
merenggangkan tendon achilles dengan plantar fascia serta mengoreksi
factor-faktor fungsional yang beresiko dengan kekencangan dari kompleks
gastrosoleus dan kelemahan dari otot-otot intrinsik kaki.
d.
Extracorporeal Shock Wave Therapy (ESWT)
ESWT adalah gelombang
suara yang dikirim kepada jaringan yang meradang untuk memisahkan jaringan dari
radang sehingga merangsang jaringan ini untuk memperbaiki daerah yang luka dan
mengurangi rasa sakit. Terapi ini tidak boleh untuk anak-anak dan wanita hamil.
e.
Istirahat
Latihan
1. Latihan Wall
Stretches.
Posisi tubuh menghadap
dinding, berdiri sekitar dua tiga kaki dari tembok, lakukan dorongan dengan
tangan anda pada tembok. Dengan kaki yang sakit di belakang dan kaki lainnya
dibelakang. Dorong tembok, jadikan kaki yang depan sebagai tumpuan, sementara
meregangkan kaki yang belakang, biarkan tumit kaki yang belakang menempel di
lantai. Posisi ini akan meregangkan tumit. Tahan posisi ini selama 10 detik.
Ulangi setidaknya 10 kali dan lakukan selama 3 kali sehari.
2. Latihan Peregangan dengan Counter
Top.
Pasien menghadap depan
dengan memegang counter top, letakkan kaki terpisah dengan satu
kaki didepan kaki yang lain. Kemudian tekuk lutut sampai dalam posisi jongkok
tahan. Posisi tumit tahan dilantai selama mungkin. Tumit dan busur kaki akan
meregang dan tahan posisi ini selama 10 detik. Rileks kemudian luruskan
kembali, ulangi sampai 20 kali.
3. Latihan Towel Stretching dan Cross-friction
Massage.
Latihan ini dilakukan
sebelum turun dari tempat tidur, jadi saat bangun tidur atau setelah
istirahat lama. Hal ini dilakukan karena saat kita tidur plantar fascia semakin
mengencang.
4.
Latihan-latihan tambahan.
Latihan-latihan ini
dapat dilakukan saat pasien sedang beraktivitas dengan berdiri dalam jangka
waktu lama (contohnya tempat kerja, dapur, dll).
Catatan:
Peregangan dengan
latihan-latihan diatas ternyata berhasil untuk 83% penderita plantar fascia
pada suatu studi.
Alat Bantu
Alat bantu untuk
Plantar Fascitis dapat berupa :
·
Arch
support dan orthotics
Pasien dengan kaki
yang datar secara teori memiliki kemampuan untuk mengabsorbsi tekanan dari
kaki. Untuk memperbaiki hal ini dapat dibantu dengan Arch support dan orthotics yang berfungsi
untuk mengurangi tekanan pada kaki dan mengontrol biomekanik dari kaki.
·
Night splints (Bidai malam)
Night splints dirancang untuk
menjaga mata kaki seseorang dalam posisi netral sepanjang malam. Kebanyakan individu
biasanya tidur dengan telapak kaki dalam posisi flexi, sebuah posisi yang
menyebabkan plantar fascia dalam posisi yang memendek. A Night dorsiflexion
splint (bidai dorsoflixi malam) memungkinkan peregangan pasif dari betis dan
plantar fascia selama tidur. Peregangan yang terjadi dapat memungkinkan untuk
penyembuhan karena saat itu plantar fascia dalam posisi dipanjangkan, sehingga
terjadi pengurangan tegangan saat melangkah pertama di pagi hari.
·
Silicon heel cushions
Alat bantu berupa
bantalan untuk tumit sepatu yang bentuknya mirip donat dengan lubang
ditengahnya. Fungsinya untuk mengurangi tekanan pada tumit kaki.
·
ProStretch dan Foot Flex
Alat ini berfungsi
untuk mengurangi tekanan yang berlebihan pada plantar fascia dan tendon
achilles ketika berjalan atau berlari.
C. OPERASI
Pada penderita Plantar
Fascitis tidak dapat di operasi karena dapat merusak perlekatan Muskulus
Gastronemius dengan calcaneus .
D. LARANGAN
1.
Penggunaan sepatu yang kurang tepat misalnya sepatu dengan sol tipis yang
kurang bisa mendukung bagian tengah telapak dan terlalu besar di bagian tumit
atau sudah tua.
2.
Memakai sepatu bertumit tinggi (lebih dari 5cm) secara rutin dapat
memperpendek otot achilles dan mengencangkan otot betis. Namun Saat ini kita
menggantinya dengan sepatu tumit datar justru akan menambah
ketegangan pada tumit jadi sepatu yang paling tepat adalah sepatu bertumit
rendah.
3.
Aktivitas yang berlebihan pada orang-orang yang sudah berusia lanjut.
4.
Pada ibu yang hamil atau sedang menggendong bayinya dengan berdiri lebih
dari 20 jam sehari
5.
Melakukan pronation yang berlebihan, dimana pronation adalah fase berjalan
dan berlari. Pronation dan peregangan yang
berlebihan membuat jaringan lunak meradang. Ini bisa membangun cairan dan
sel-sel berakumulasi disebuah area yang cedera. Ini menciptakan
lingkunagn yang buruk untuk penyembuhan.
6.
Terlalu banyak melakukan aktivitas atau olah raga yang terlalu besar
memberikan beban pada tumit contohnya seperti berjalan, jogging, berlari
atau melompat.
E. SARAN YANG
HARUS DIKERJAKAN
1.
Berolah raga yang mengurangi beban pada tumit contohnya berenang.
2.
Diet dan menurunkan berat badan pada penderita obesitas atau kegemukan.
3.
Melakukan latihan peregangan otot setiap hari akan meningkatkan
fleksibelitas plantar fascia, otot achilles dan otot betis. Beberapa latihan
peregangan diantaranya adalah :
Membersihkan jari-jari
kaki dengan handuk
Meregangkan jari-jari
kaki dengan bantuan jari tangan
Meregangkan betis dan
tumit pada lantai
1.
Setelah bangun tidur pagi hari hendaknya duduk dengan rileks dengan kaki
ditaruh di lantai
2.
Memakai sepatu bertumit rendah antara 2,5-5 cm. Kokoh dan mendukung bagian
tengah dan telapak kaki, pilih kualitas sepatu yang baik dan berkualitas untuk
berjalan dan berlari.
3.
Jangan memberikan beban terlalu berat terhadap kaki
4.
Pemberian kompres es pada kaki setelah melakukan aktivitas berat
5.
Melakukan pemanasan yang cukup sebelum melakukan olah raga atau aktivitas
yang berat.
.
DAFTAR PUSTAKA
Sidharta Priguna,
M.D.,Ph.D.(1999).Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum.Dian
Rakyat.Jakarta.
S.Snell,
Richard.(1998).Anatomi Klinik.EGC.Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar